Tanpa jamur di media tanah,
pinus tak akan tumbuh baik. Batang pinus bisa lambat tumbuh, kerdil, bahkan
mati. Peran jamur sangat penting bagi pinus untuk menyerap unsur hara dari
tanah.
Seperti umumnya tumbuhan lain, pinus membutuhkan bantuan
mikroorganisme untuk tumbuh baik. Hal itu karena tanaman memerlukan tiga unsur
hara penting, yakni nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). Ketersediaan tiga
unsur ini memerlukan aktivitas mikroba.
Unsur N tersedia melimpah di udara, setidaknya 70
persen kandungan udara. Namun, N di udara tak bisa langsung dimanfaatkan
tanaman sebelum diserap mikroba. Pemberian organisme mikro seperti jamur,
bakteri, bahkan virus membantu pertumbuhan hingga merangsang
perbungaan/perbuahan. Pada tumbuhan berkayu seperti pinus, jamur
berperan mempercepat pertumbuhan.
Di Indonesia, pinus (Pinus
merkusii) terdapat di tiga wilayah Sumatera, yaitu pinus strain Aceh, Tapanuli,
dan Kerinci. Di Jawa, awam sering salah mengira cemara gunung (Casuarina
junghuniana) yang tumbuh subur di pegunungan sebagai pinus.
Keberadaan pinus di kalangan konservasionis sering
dituding sebagai tumbuhan rakus air. Serasah daun jarumnya sangat lambat
terdekomposisi dan mengandung zat alelopati yang menghambat pertumbuhan tanaman
di sekitarnya.
Pinus mengalami ancaman serius
di habitat alaminya berupa gangguan kebakaran hutan, penebangan pohon tanpa
izin, dan perambahan hutan untuk membangun kebun. Strain-strain pinus, terutama
di Indonesia, seyogianya segera diselamatkan. Selain alasan biodiversitas,
pinus juga menghasilkan produk bernilai ekonomi.
Sumber: http://perumperhutani.com/2013/07/jamur-kunci-pertumbuhan-pinus/